🎭 Peletak Dasar Pertama Sistem Merkantilisme Di Inggris Adalah

Karena tak akan ada keadilan sosial tanpa pertumbuhan. Pertumbuhan adalah jalan pertama pembangunan. Nurcholish sangat yakin tentang hal tersebut. Karena itu, ia merasa pertumbuhan tersebut perlu dimulai dengan membangun kelas menengah (yang nota bene di Indonesia mayoritas adalah 110 Madjid 2008: 103. a xci b c Karya Lengkap Nurcholish Madjid d
Economia A política econômica mundial vem evoluindo ao longo dos tempos. Assim, um dos sistemas econômicos que caracterizou a Revolução comercial e formou as bases do capitalismo moderno foi o mercantilismo. O mercantilismo foi um conjunto de práticas econômicas que vigorou entre o século XVI -XVIII, tendo profundos impactos no mundo todo. Além disso, esse sistema utilizada de diversas medidas como protecionismo alfandegário a fim de proteger a economia da época. O que é Mercantilismo? O Mercantilismo foi um conjunto de medidas político-econômicas que predominou em alguns países europeus após o feudalismo, iniciando a Idade Moderna. Logo, os mercantilistas defendiam a tese de que a riqueza de uma nação era medida pela quantidade de metal que acumulassem. Consequentemente, o poder do Estado crescia proporção em que tivesse entesourado metais Assim sendo, através de um governo absolutista, várias medidas foram tomadas em prol da acumulação de ouro e prata. Tudo isso para tornar o país autossuficiente e fortalece-lo em tempos de guerra. Quais são as características do Mercantilismo? O mercantilismo não era um sistema bem definido e por isso tinha características peculiares conforme as necessidades do país. Porém, as características que predominavam nesse conjunto de práticas econômicas eram Metalismo;Protecionismo;Intervenção do Estado na economia;Expansão marítima;Estabelecimento de monopólio. Dessa forma, os governos mercantilistas tinham por objetivo central proteger a economia nacional através de medidas como protecionismo alfandegário, expedições marítimas, metalismo, entre outras. O metalismo, também chamado de bulionismo, acreditava que um país era rico na medida em que tivesse muito ouro e prata acumulados. Já o protecionismo, acreditava que através de uma balança comercial positiva, ou seja, exportação superior à importação, era possível acumular mais metais. Isso era possível através de medidas como sobretaxar os produtos importados para beneficiar a produção nacional. Na intervenção do Estado na economia predominava o poder absolutista em que um Estado centralizador e autoritário possibilitaria a expansão econômica. Portanto, o Estado financiava expedições marítimas, regulava impostos, concedia monopólios à burguesia, além de outras medidas. Sendo assim, as expansões marítimas ocorriam em busca de mais metais preciosos, alguns países europeus resolveram expandir suas fronteiras para buscar novos mercados. Por fim, para o domínio da atividade econômica, os monopólios eram estabelecidos entre a burguesia e o Estado. Além disso, foi muito utilizado nas relações comerciais entre a colônia e a metrópole. Como foi o Mercantilismo no Brasil? A expansão marítima conduzida por países como Espanha e Portugal levou a descoberta de novas terras, entre elas o Brasil. Em decorrência disso, Portugal estabeleceu com o Brasil um sistema de colonização chamado de pacto colonial. Nesse sistema a nossa colônia fornecia a metrópole metais preciosos e matéria-prima em troca de produtos manufaturados. Ou seja, o Brasil foi sujeito passivo nas relações comerciais mercantilistas, visto que havia imposição de Portugal quanto à exclusividade na comercialização de produtos. Dessa forma, a balança comercial era muito desfavorável para o território brasileiro, que acaba dando mais do que recebia em troca. Portanto, a colônia brasileira era vista unicamente como uma fonte de enriquecimento de metrópole, sem nenhuma visão de longo prazo para o uso dessas terras. Quais são as críticas ao Mercantilismo? Um dos maiores críticos a esse sistema foi Adam Smith, considerado por muitos como o criador do liberalismo econômico. Isso porque, segundo ele, a riqueza de uma nação não deve ser proveniente do acumulo de metais e sim através do trabalho. Além disso, baseado em conceitos liberais, Smith acreditava que o Estado não deveria intervir na economia. Portanto, as práticas mercantilistas eram totalmente contra as medidas liberais, que acreditavam que a mão invisível do mercado era capaz de regular a economia. Dessa forma, a economia deveria ser regida por leis naturais de oferta e demanda. Essa teoria também foi defendida pelos fisiocratas, que, além disso, criticavam o mercantilismo ao afirmar que a riqueza de um país provem da agricultura. Entretanto, vale notar que o mercantilismo como sistema econômico não existe mais faz alguns séculos. Contudo, sua influência econômica pode ser percebida ainda nos dias atuais, onde nações modernas continuam atuando para alcançar uma maior influência global. Ainda possui dúvidas sobre mercantilismo? Comente abaixo!
JP. Coen adalah gubernur jenderal yang ambisius untuk menguasai berbagai wilayah di Indonesia. Ia juga dapat dikatakan sebagai peletak dasar penjajahan VOC di Indonesia. Disertai dengan sikap congkak dan tindakan yang kejam, J.P. Coen berusaha meningkatkan eksploitasi kekayaan bumi Nusantara untuk keuntungan pribadi dan negerinya. Merkantilisme adalah sistem perdagangan ekonomi utama yang digunakan dari abad 16 hingga 18. Para ahli teori merkantilisme percaya bahwa jumlah kekayaan di dunia adalah statis. Karena itu, negara-negara Eropa mengambil beberapa langkah untuk memastikan negara mereka mengumpulkan sebanyak mungkin kekayaan ini. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kekayaan suatu negara dengan memberlakukan peraturan pemerintah yang mengawasi semua kepentingan komersial negara. Diyakini bahwa kekuatan nasional dapat dimaksimalkan dengan membatasi impor melalui tarif dan memaksimalkan ekspor. Apa Perbedaan Antara Merkantilisme dan Imperialisme? Sementara merkantilisme adalah sistem ekonomi di mana pemerintah negara memanipulasi ekonomi untuk menciptakan keseimbangan perdagangan yang menguntungkan, imperialisme adalah sistem politik dan ekonomi di mana satu negara menegaskan kekuasaannya atas yang lain, biasanya untuk memenuhi tujuan merkantilisme. Melalui penggunaan kekuatan atau imigrasi massal atau keduanya, negara-negara imperialistik membangun kendali atas daerah-daerah yang berpotensi terbelakang dan memaksa penduduk untuk mengikuti hukum negara dominan. Karena merkantilisme lazim di Eropa selama era imperialistik abad ke 16 hingga 18, itu sering dipandang sebagai sistem ekonomi yang mendorong imperialisme. Salah satu contoh terkuat dari hubungan antara merkantilisme dan imperialisme adalah pendirian koloni Amerika di Inggris. Sejarah lahirnya merkantilisme Merkantilisme dipopulerkan di Eropa pada tahun 1500-an. Sistem ini didasarkan pada pemahaman bahwa kekayaan dan kekuatan suatu negara paling baik dilayani dengan meningkatkan ekspor dan mengumpulkan logam mulia, seperti emas dan perak. Merkantilisme menggantikan sistem ekonomi feodal yang lebih tua di Eropa Barat, yang mengarah ke salah satu peristiwa pertama pengawasan politik dan kontrol ekonomi. Pada waktu itu, Inggris, pusat Kerajaan Inggris, kecil dan memiliki sumber daya alam yang relatif sedikit. Jadi, untuk menumbuhkan kekayaannya, Inggris memperkenalkan kebijakan fiskal, termasuk Undang-Undang Gula dan UU Navigasi, untuk menjauhkan penjajah dari produk asing dan menciptakan insentif lain untuk membeli barang-barang Inggris. Neraca perdagangan yang menguntungkan dianggap meningkatkan kekayaan nasional. Undang-Undang Gula tahun 1764 memperkenalkan bea cukai tinggi untuk gula dan tetes tebu yang diimpor dari luar Inggris dan koloni Inggris. Demikian pula, Undang-Undang Navigasi 1651 diterapkan untuk memastikan bahwa kapal-kapal asing tidak akan dapat berdagang di sepanjang pantai, dan juga mengharuskan ekspor kolonial terlebih dahulu melewati kendali Inggris sebelum didistribusikan kembali ke seluruh Eropa. Inggris tidak sendirian dalam alur pemikiran ini. Prancis, Spanyol, dan Portugal bersaing dengan Inggris untuk mendapatkan kekayaan dan koloni; Diperkirakan tidak ada bangsa besar yang bisa eksis dan mandiri tanpa sumber daya kolonial. Prinsip-prinsip Yang Mendasari Merkantilisme Merkantilisme didasarkan pada gagasan bahwa negara-bangsa yang kuat memiliki peluang untuk menciptakan ekonomi dunia dengan menggunakan kekuatan militer negara tersebut untuk memastikan pasar lokal dan sumber pasokan dilindungi. Para pendukung merkantilisme percaya bahwa kemakmuran suatu bangsa tergantung pada persediaan modal, dan volume perdagangan global adalah statis. Hasilnya adalah sistem ekonomi yang membutuhkan neraca perdagangan positif, dengan surplus ekspor. Namun, karena tidak mungkin bagi setiap negara atau negara-bangsa untuk memiliki surplus ekspor, dengan banyak yang membutuhkan peningkatan impor untuk mendorong pertumbuhan, basis merkantilisme memastikan bahwa pada akhirnya akan gagal. Satu ide di balik merkantilisme adalah kesehatan ekonomi suatu negara dapat dinilai dari jumlah logam mulia, emas atau perak yang dimilikinya. Sistem ini mendorong setiap negara untuk mencoba mandiri secara ekonomi, yang berarti bahwa negara harus meningkatkan produksi dalam negeri dan membangun rumah dan industri baru. Pendukung merkantilisme juga melihat bahwa pertanian itu penting dan harus dipromosikan sehingga suatu negara dapat mengurangi kebutuhan untuk mengimpor makanan. Mereka menyarankan negara-bangsa yang kuat membutuhkan koloni dan armada dagang, yang keduanya dapat menyediakan pasar tambahan untuk barang dan bahan baku. Mercantilis juga percaya bahwa populasi besar adalah bagian integral dari tenaga kerja domestik suatu negara. Bagaimana Merkantilisme Menghambat Pertumbuhan Ekonomi Global? Merkantilisme menghambat pertumbuhan ekonomi global oleh produsen terkemuka untuk berspesialisasi dalam barang dan jasa yang tidak memperhitungkan keunggulan komparatif. Dari perspektif ekonomi, merkantilisme mempromosikan produksi barang-barang berlebihan yang membawa biaya peluang tinggi. Misalnya, jika pembatasan perdagangan mencegah negara dengan tenaga kerja yang sangat terampil dalam mengimpor pakaian, bisnis mungkin mengalihkan sumber daya ke produksinya. Pakaian relatif mahal untuk diproduksi karena upah tinggi yang diminta oleh pekerja terampil. Kembali ke pakaian mahal akan lebih rendah dari pengembalian dari serangkaian kegiatan yang lebih tepat. Pertumbuhan ekonomi berkurang untuk negara-negara dengan pembatasan perdagangan, dan negara-negara lain dengan tenaga kerja berketerampilan rendah kehilangan pasar potensial yang penting untuk produk mereka, yang mengarah pada pertumbuhan yang lebih rendah di sana juga.
Pengurusantersebut disebabkan terjadinya Revolusi Industri di Inggris sehingga mendorong lahirnya negara kesejahteraan yang mempunyai sifat mengurus kepentingan umum. Berdasarkan konsep tersebut negara berusaha untuk mengatasi kesulitan-kesulitan masyarakat pada waktu itu yang meliputi : pendidikan, perumahan, distribusi tanah, kesehatan
- Merkantilisme adalah suatu kebijakan politik ekonomi negara-negara imperialis dengan tujuan memupuk kekayaan berupa logam mulia. Alat utamanya adalah dengan perdagangan luar negeri, yaitu memaksimalkan ekspor dan meminimalkan impor. Sistem ekonomi merkantilisme bertujuan untuk mengumpulkan cadangan emas, memperoleh neraca perdagangan yang baik, mengembangkan pertanian dan industri, serta memegang monopoli atas perdagangan luar para penganut sistem ini percaya bahwa kesejahteraan suatu negara ditentukan oleh banyaknya aset yang disimpan serta besarnya perdagangan yang dilakukan. Sistem ini juga berupaya untuk meningkatkan kekuasaan negara dengan mengorbankan kekuatan negara lain atau saingannya. Merkantilisme tumbuh dan berkembang pesat pada abad ke-16 hingga abad ke-18, khususnya di Eropa Barat Spanyol, Inggris, Prancis, dan Belanda.Dalam sejarahnya, merkantilisme sering kali menjadi salah satu faktor pendorong kolonialisme dan imperialisme oleh bangsa Barat. Baca juga Faktor Penjelajahan Samudra Bangsa Eropa Perkembangan merkantilisme Merkantilisme menjadi aliran pemikiran ekonomi yang dominan di Eropa selama akhir renaisans dan periode modern awal. Bentuk paling sederhana dari sistem ini adalah bullionisme, yang mendefinisikan kekayaan negara berdasarkan jumlah logam mulia yang dimiliki. Bukti awal kemunculan sistem ini dapat dilihat dari adanya kontrol perdagangan emas batangan Mediterania di Venesia, Genoa, dan Pisa.

ByAdmin Materi Posted on June 29, 2022. Artikel pembahasan soal Sejarah Kelas 11 (XI) tingkat SMA/MA/STM/SMK, soal PG atau Essay, tahun kurikulum 2020-2021, semester 1 - 2, berikut kunci jawaban nya. Materi Sejarah ,,, Secara etimologis, sejarah adalah berasal dari bahasa Arab, yaitu Shajarah - Syajaratun, tetapi sejarah dengan bahasa yang

Apa Itu Merkantilisme? Pengertian Merkantilisme adalah teori ekonomi yang menekankan swasembada melalui neraca perdagangan yang menguntungkan. Kebijakan merkantilis berfokus pada akumulasi kekayaan dan sumber daya sambil menjaga keseimbangan perdagangan yang positif dengan negara lain. Dengan memaksimalkan ekspor dan meminimalkan impor, merkantilisme juga dipandang sebagai bentuk proteksionisme ekonomi. Merkantilisme didasarkan pada prinsip bahwa kekayaan dunia itu statis, dan akibatnya, banyak negara Eropa berusaha mengumpulkan bagian terbesar dari kekayaan itu dengan memaksimalkan ekspor mereka dan dengan membatasi impor mereka melalui tarif. Ada pula yang berpandangan bahwa Merkantilisme adalah teori ekonomi yang menganjurkan peraturan pemerintah tentang perdagangan internasional untuk menghasilkan kekayaan dan memperkuat kekuatan nasional. Pedagang dan pemerintah bekerja sama untuk mengurangi defisit perdagangan dan menciptakan surplus. Merkantilisme sebagai bentuk nasionalisme ekonomi, mendanai pertumbuhan korporasi, militer, dan nasional. Merkantilisme mendukung kebijakan perdagangan yang melindungi industri dalam negeri. Baca juga Pengertian Perdagangan Internasional. Pengertian Merkantilisme di Beberapa Situs Populer Nah, setelah kita mengetahui pemahaman sederhana tentang definisi merkantilisme diatas, ada baiknya juga kita membaca referensi yang berasal dari para ahli, berikut penjelasannya Investopedia [Link] Merkantilisme adalah sistem perdagangan ekonomi yang membentang dari abad ke-16 hingga abad ke-18. Merkantilisme didasarkan pada gagasan bahwa kekayaan dan kekuasaan suatu negara paling baik dilayani dengan meningkatkan ekspor dan dengan demikian melibatkan peningkatan perdagangan. Wikipedia Bahasa Indonesia Merkantilisme adalah praktik dan teori ekonomi, yang dominan di Eropa abad 16 ke abad ke-18, yang dipromosikan lewat peraturan ekonomi pemerintahan suatu negara untuk tujuan menambah kekuasaan negara dengan mengorbankan kekuatan nasional saingannya. [Link] Merkantilisme adalah nasionalisme ekonomi dengan tujuan membangun negara yang kaya dan berkuasa. [Link] Merkantilisme adalah teori ekonomi yang menganjurkan peraturan pemerintah tentang perdagangan internasional untuk menghasilkan kekayaan dan memperkuat kekuatan nasional. Pedagang dan pemerintah bekerja sama untuk mengurangi defisit perdagangan dan menciptakan surplus. Secara harfiah, merkantilisme berasal dari bahasa inggris merchant yang berarti pedagang. Dalam sistem merkantilisme, negara berusaha untuk mengoptimalkan aktifitas perdagangan dalam rangka mendapatkan keuntungan yang melimpah. Merkantilisme merupakan sistem ekonomi yang bertujuan untuk melakukan aktifitas ekspor sebanyak mungkin demi mendapatkan emas atau logam mulia. Baca juga Pengertian Pelaku Ekonomi. Sejarah Merkantilisme Berasal di Eropa abad ke-16, merkantilisme dimulai dengan munculnya negara-bangsa. Teori ekonomi yang dominan adalah bahwa pasokan kekayaan global terbatas, dan menjadi kepentingan terbaik negara untuk mengakumulasi sebanyak mungkin. Selama waktu itu, kekayaan diukur dengan jumlah perak dan emas suatu negara. Untuk mengakumulasi lebih banyak kekayaan, negara-negara Eropa, seperti Inggris dan Prancis, akan fokus pada memaksimalkan ekspor mereka dan meminimalkan impor, yang menghasilkan keseimbangan perdagangan yang menguntungkan. Untuk negara-negara dengan neraca perdagangan negatif dengan negara merkantilis, selisihnya akan dibayarkan kembali dengan perak atau emas. Untuk menjaga keseimbangan perdagangan yang menguntungkan, negara-negara merkantilis awal akan memberlakukan kebijakan imperialis dengan mendirikan koloni di negara-negara yang lebih kecil. Tujuannya adalah mengekstraksi bahan mentah untuk dikirim kembali ke negara asalnya, di mana bahan itu akan dimurnikan menjadi barang-barang manufaktur. Barang-barang itu kemudian akan dijual kembali ke koloni, memungkinkan negara-negara merkantilis awal untuk mengumpulkan kekayaan melalui neraca perdagangan yang positif. Pertama kali dipopulerkan di Eropa pada tahun 1500-an, merkantilisme didasarkan pada gagasan bahwa kekayaan dan kekuasaan suatu negara paling baik dilayani dengan meningkatkan ekspor, dalam upaya mengumpulkan logam mulia seperti emas dan perak. Merkantilisme menggantikan sistem ekonomi feodal di Eropa Barat. Pada saat itu, Inggris adalah episentrum Kerajaan Inggris tetapi memiliki sumber daya alam yang relatif sedikit. Untuk menumbuhkan kekayaannya, Inggris memperkenalkan kebijakan fiskal yang mencegah penjajah membeli produk luar negeri, sambil menciptakan insentif untuk hanya membeli barang-barang Inggris. Misalnya, Undang-Undang Gula tahun 1764 menaikkan bea atas gula rafinasi asing dan molase yang diimpor oleh koloni, dalam upaya untuk memberi para petani gula Inggris di Hindia Barat monopoli pasar kolonial. Demikian pula, Undang-Undang Navigasi 1651 melarang kapal asing berdagang di sepanjang pantai Inggris dan mengharuskan ekspor kolonial terlebih dahulu melewati kendali Inggris sebelum didistribusikan kembali ke seluruh Eropa. Program seperti ini menghasilkan keseimbangan perdagangan yang menguntungkan yang meningkatkan kekayaan nasional Inggris Raya. Di bawah merkantilisme, negara-negara sering menggunakan kekuatan militer mereka untuk memastikan pasar lokal dan sumber pasokan dilindungi, untuk mendukung gagasan bahwa kesehatan ekonomi suatu negara sangat bergantung pada pasokan modalnya. Para merkantilis juga percaya bahwa kesehatan ekonomi suatu negara dapat dinilai dari tingkat kepemilikan logam mulia, seperti emas atau perak, yang cenderung meningkat dengan peningkatan pembangunan rumah baru, peningkatan hasil pertanian, dan armada pedagang yang kuat untuk menyediakan pasar tambahan dengan barang-barang dan bahan baku. Merkantilisme Kolonial Inggris Koloni Inggris tunduk pada efek langsung dan tidak langsung dari kebijakan merkantilis di dalam negeri. Berikut beberapa contohnya Produksi dan perdagangan terkendali Merkantilisme menyebabkan penerapan pembatasan perdagangan yang sangat besar, yang menghambat pertumbuhan dan kebebasan bisnis kolonial. Perluasan perdagangan budak Perdagangan menjadi triangulasi antara Kerajaan Inggris, koloninya, dan pasar luar negeri, mendorong perkembangan perdagangan budak di banyak koloni, termasuk Amerika. Koloni menyediakan rum, kapas, dan produk lain yang diminta oleh imperialis Afrika. Pada gilirannya, budak dikembalikan ke Amerika atau Hindia Barat dan diperdagangkan untuk gula dan molase. Inflasi dan perpajakan Pemerintah Inggris menuntut agar perdagangan dilakukan menggunakan emas dan perak batangan, selalu mencari keseimbangan perdagangan yang positif. Koloni sering kali memiliki sisa emas yang tidak mencukupi untuk beredar di pasar mereka, jadi mereka mengeluarkan mata uang kertas sebagai gantinya. Salah urus mata uang cetak mengakibatkan periode inflasi. Selain itu, karena Inggris Raya berada dalam keadaan perang yang hampir konstan, pajak yang berat diperlukan untuk menopang angkatan darat dan angkatan lautnya. Kombinasi pajak dan inflasi menyebabkan ketidakpuasan kolonial yang besar. Demokrasi dan perdagangan bebas menghancurkan merkantilisme di akhir 1700-an. Revolusi Amerika dan Prancis meresmikan negara-negara besar yang diperintah oleh demokrasi. Mereka mendukung kapitalisme. Adam Smith mengakhiri merkantilisme dengan publikasi “The Wealth of Nations” pada 1776. Ia berargumen bahwa perdagangan luar negeri memperkuat perekonomian kedua negara. Setiap negara mengkhususkan diri pada apa yang menghasilkan terbaik, memberinya keunggulan komparatif. Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah yang mendahulukan bisnis dari rakyatnya tidak akan bertahan lama. Kapitalisme laissez-faire Smith bertepatan dengan kebangkitan demokrasi di Amerika Serikat dan Eropa. Pada 1791, merkantilisme runtuh, tetapi perdagangan bebas belum berkembang. Sebagian besar negara masih mengatur perdagangan bebas untuk meningkatkan pertumbuhan domestik. Menteri Keuangan AS Alexander Hamilton adalah pendukung merkantilisme. Dia menganjurkan subsidi pemerintah untuk melindungi industri bayi yang diperlukan untuk kepentingan nasional. Industri membutuhkan dukungan pemerintah sampai mereka cukup kuat untuk mempertahankan diri. Hamilton juga mengusulkan tarif untuk mengurangi persaingan di wilayah tersebut. Fasisme dan totalitarianisme mengadopsi merkantilisme pada 1930-an dan 1940-an. Setelah jatuhnya pasar saham pada 1929, negara-negara menggunakan proteksionisme untuk menyelamatkan pekerjaan. Mereka bereaksi terhadap Depresi Hebat dengan tarif. Undang-undang Smoot-Hawley tahun 1930 menaikkan tarif hingga 60% pada 900 impor. Ketika negara lain membalas, perdagangan global turun 65 persen, memperpanjang depresi. Berlawanan dengan kepercayaan yang sudah mapan, para ulama menyadari bahwa kekayaan tidak terbatas, tetapi dapat diciptakan melalui alokasi tenaga kerja yang produktif. Kebijakan merkantilis juga gagal memperhitungkan manfaat perdagangan, seperti keunggulan komparatif dan skala ekonomi. Ketika negara-negara mengkhususkan diri dalam produksi barang yang mereka nikmati keuntungan komparatifnya, perdagangan dapat menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan. Realisasi tersebut mengakibatkan munculnya ekonomi pasar, di mana harga dan alat produksi digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Di bawah sistem merkantilis, pembatasan impor berarti konsumen memperoleh akses ke lebih sedikit barang dengan harga lebih tinggi. Di bawah sistem perdagangan bebas, konsumen mendapatkan keuntungan dari harga yang lebih rendah karena meningkatnya persaingan dan akses yang lebih besar ke barang dari seluruh dunia. Baca juga Peran Rumah tangga Konsumen. Tokoh Merkantilisme Beberapa tokoh yang memiliki peran besar dalam mempopulerkan merkantilisme adalah sebagai berikut Jean Bodin 1530 – 1596 Seorang ilmuwan Prancis, orang pertama yg secara sistematis menyajikan teori tentang uang & harga. Menurut Boudin, bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya harga-harga. Berdasarkan teori Boudin inilah Irving Fisher mengembangkan teori Kuantitas Uang. Thomas Mun 1571 – 1641 Seorang saudagar kaya dari Inggris menulis tentang manfaat perdagangan luar negeri. Dalam buku-buku yang ditulisnya memuat tentang manfaat perdagangan luar negeri, sebagaimana yang dikutip dari aslinya oleh Edmund Whittaker 1960 dari bukunya yang kedua. Mun menulis the ordinary means therefore to encreas our wealth and treasure is by foreign trade, wherein we must ever observe this rule; to sell more to strangers yearly than we consume of theirs in value…because that part of stock which is not returned to us in wares must necessarily be brought home in treasure. Jean Babtis Colbert 1619 – 1683 Merupakan seorang pejabat Perancis yaitu menteri utama dibidang ekonomi & keuangan dlm pemerintahan Raja Louis xvi. Pada masa ini perdagangan dianggap sumber utama kemakmuran, konsekuensinya, kedudukan kaum saudagar semakin penting. Terjadi aliansi antara saudagar & penguasa. Kaum saudagar memperkuat & mendukung kedudukan penguasa. Penguasapun memberi bantuan & perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya. Sir William Petty 1623 – 1687 Seorang pengajar di Oxford University dan banyak menulis tentang politik. Petty menganggap penting arti bekerja labor jauh lebih penting dari sumber daya tanah. Bukan jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang, melainkan biaya yang diperlukan untuk menjaga agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja. Bagaimana pula pendapatnya tentaang uang ? Menurut Petty, uang diperlukan dalam jumlah secukupnya, tetapi lebih atau kurang dari yang diperlukan bisa mendatangkan kemudharatan. Dalam kalimatnya sendiri “money is fat the body-politick, where of too much doth as often hinder its agility, as too little makes sick!” David Hume 1711-1776 Dikenal sebagai seorang filsuf daripada pakar ekonomi. Tapi kontribusinya terhadap dunia ekonomi cukup besar. Hal ini disebabkan karena Hume dan Smith sering mendiskusikan tentang pandangan-pandangannya bersama-sama. Hume menulis buku of the balance of trade, membicarakan tentang harga-harga yg sebagian dipengaruhi oleh jumlah barang dan sebagian lagi ditentukan oleh jumlah uang. Teori Merkantilisme Sebagai teori ekonomi, merkantilisme mengandalkan intervensi pemerintah untuk mengatur perdagangan internasional dan melindungi industri dalam negeri. Kebijakan merkantilis melibatkan perlindungan perusahaan domestik melalui peraturan dan promosi surplus perdagangan. Dalam konteks perdagangan internasional, neraca perdagangan yang menguntungkan dicapai melalui peraturan pemerintah, seperti tarif dan pembatasan impor. Di sisi domestik, kebijakan merkantilis mendukung industri dalam negeri dengan melakukan monopoli dan mengalokasikan modal untuk mendorong pertumbuhan. Kebijakan semacam itu adalah bentuk proteksionisme ekonomi yang dimaksudkan untuk mendorong swasembada dan bertentangan langsung dengan ekonomi perdagangan dan globalisasi pasar bebas. Seperti dilansir dalam buku Perdagangan Internasional 2018 karya Wahono Diphayana, kaum merkantilisme menilai kesejahteraan dengan emas dan perak atau logam mulia. Dalam buku Langkah Awal Memahami Hukum Perdagangan Internasional 2019 karya Venatia Sri Hadirianti, disampaikan bahwa teori merkantilisme satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melindungi perekonomian negaranya dan melakukan ekspor lebih besar daripada impor. Surplus ekspor yang dihasilkan berupa logam mulia, khususnya emas dan perak. Menurut teori ini, tujuan utama melakukan perdagangan internasional adalah untuk memperoleh tambahan logam mulia. [sumber] Dampak Merkantilisme di Indonesia Dilansir dari laman Merkantilisme memberikan dampak yang luar biasa bagi Indonesia. Sekitar abad ke-16 hingga 18 Masehi, banyak pedagang-pedagang Eropa yang melakukan hubungan perdagangan dengan masyarakat Indonesia. Indonesia merupakan penghasil komoditas rempah-rempah yang sangat dicari di pasar Internasional. Pada buku Sejarah Perekonomian Indonesia 2009 karya Leirissa dkk, merkantilisme mendorong adanya kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa di Indonesia. Sekitar abad ke-17 Masehi mulai muncul kongsi-kongsi dagang seperti VOC kongsi dagang Belanda dan EIC kongsi dagang Inggris di Indonesia. Kehadiran kongsi dagang Eropa di Indonesia bertujuan untuk menguasai dan memonopoli perdagangan di kawasan kepulauan Nusantara melalui jalur peperangan dan politik. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan beberapa poin diantaranya Pengertian merkantilisme Merkantilisme adalah sistem perdagangan ekonomi yang membentang dari abad ke-16 hingga abad ke-18, didasarkan pada gagasan bahwa kekayaan dan kekuasaan suatu negara paling baik dilayani dengan meningkatkan ekspor. Sejarah merkantilisme Berasal di Eropa abad ke-16, merkantilisme dimulai dengan munculnya negara-bangsa. Pertama kali dipopulerkan di Eropa pada tahun 1500-an, merkantilisme didasarkan pada gagasan bahwa kekayaan dan kekuasaan suatu negara paling baik dilayani dengan meningkatkan ekspor, dalam upaya mengumpulkan logam mulia seperti emas dan perak. Tokoh Merkantilisme Jean Bodin 1530 – 1596, Thomas Mun 1571 – 1641, Jean Babtis Colbert 1619 – 1683, Sir William Petty 1623 – 1687, David Hume 1711-1776. Teori merkantilisme Sebagai teori ekonomi, merkantilisme mengandalkan intervensi pemerintah untuk mengatur perdagangan internasional dan melindungi industri dalam negeri. Kebijakan merkantilis melibatkan perlindungan perusahaan domestik melalui peraturan dan promosi surplus perdagangan. Dampak di Indonesia Sekitar abad ke-16 hingga 18 Masehi, banyak pedagang-pedagang Eropa yang melakukan hubungan perdagangan dengan masyarakat Indonesia. Sekitar abad ke-17 Masehi mulai muncul kongsi-kongsi dagang seperti VOC kongsi dagang Belanda dan EIC kongsi dagang Inggris di Indonesia. Kehadiran kongsi dagang Eropa di Indonesia bertujuan untuk menguasai dan memonopoli perdagangan di kawasan kepulauan Nusantara melalui jalur peperangan dan politik. Demikianlah pembahasan kita tentang Merkantilisme, seperti yang kita tahu bahwa sistem ekonomi ini sebagai sejarah yang layak untuk dikenang. Adakah tokoh masa kini yang cenderung ke arah ini? tentu saja. Namun tidak dapat berkembang seperti dulu karena masing-masing negara sudah memiliki sistem ekonomi yang dianggap paling tepat. 11 Latar Belakang Masalah. Hukum perdagangan internasional merupakan bidang hukum yang berkembang cepat. Ruang lingkup bidang hukum ini cukup luas. Hubungan-hubungan dagang yang sifatnya lintas batas dapat mencakup banyak jenisnya, dari bentuknya yang sederhana, yaitu dari barter, jual beli barang atau komoditi hingga hubungan atau transaksi O Mercantilismo foi o conjunto de ideias e práticas econômicas, desenvolvidas na Europa no séc. XV, durante a Idade o mercantilismo, a fonte de riqueza de uma nação se baseava no comércio com o mercado exterior e no acúmulo de metais características do MercantilismoO mercantilismo apresentou alguns elementos comuns nos diferentes países em que foi aplicado. VejamosControle estatal da economiaOs reis, com o apoio da burguesia mercantil, foram assumindo o controle da economia nacional, visando fortalecer ainda mais o poder central e obter os recursos necessários para expandir o forma, o controle estatal da economia tornou-se a base do comercial favorávelConsistia na ideia de que a riqueza de uma nação estava associada a sua capacidade de exportar mais do que que as exportações superassem sempre as importações superávit, era necessário que o Estado se ocupasse com o aumento da produção e na busca de mercados externos para a venda dos seus governos, interessados numa rápida acumulação de capital, estabeleceram monopólio sobre as atividades mercantis e manufatureiras, tanto na metrópole como nas do monopólio, o Estado concedia à burguesia, através das Companhias de Comércio, o direito de explorar o comércio de pessoas escravizadas, a venda de produtos agrícolas, burguesia, favorecida pela concessão exclusiva, comprava pelo preço mais baixo o que os colonos produziam e vendiam pelo preço mais alto tudo o que os colonos necessitavam. Dessa forma, a economia colonial funcionava como um complemento da economia da significa proteger o mercado interno de um do aumento das tarifas alfandegárias, que elevava os preços dos produtos importados, os governos garantiam o mercado interno para os produtores protecionismo também ocorria através da proibição de se exportar matérias-primas que favorecessem o crescimento industrial do país mercantilistas defendiam a ideia de que a riqueza de um país era medida pela quantidade de ouro e prata que isso, houve a busca por regiões na América onde fosse possível extrair estes metais também MetalismoFases do MercantilismoAo longo de três séculos, os pensadores mercantilistas foram mudando sua opinião a respeito do que faria a riqueza de uma nação. Por isso, identificamos duas fases das práticas mercantilistasMercantilismo metalista, séc. XVINo século XVI, vigorava o mercantilismo metalista. A Espanha é o melhor exemplo desta fase, pois enriqueceu com o ouro e a prata, explorados no continente americano, mas como não desenvolveu a agricultura e a indústria, passou a importar produtos pagos com ouro e as importações superavam as exportações déficit, a economia espanhola no século XVII, entrou numa crise que durou um longo comercial, séc. XVIPortugal foi o país que demonstrou maior flexibilidade na aplicação do mercantilismo. No século XVI, com a descoberta do caminho marítimo para as Índias, pois em prática o mercantilismo comercial, comprando e revendendo mercadorias do a exploração das terras americanas, se tornou o pioneiro do mercantilismo de plantagem, baseado na produção de açúcar destinada ao mercado século XVIII, com o ouro de Minas Gerais, praticou o mercantilismo industrial, séc. XVIINa França, o mercantilismo estava voltado para o desenvolvimento de manufaturas de luxo para atender a nobreza e o mercado espanhol. Da mesma forma, procurou expandir suas companhias de comércio, bem como a construção política econômica ficou conhecida como mercantilismo industrial ou colbertismo, referência ao ministro Colbert, quem mais a do MercantilismoO mercantilismo começou a surgir na Baixa Idade Média X a XV, época em que teve início o processo de formação das monarquias foi somente na Idade Moderna XV a XVIII que ele se firmou como política econômica nacional e atingiu o seu passo que as monarquias europeias foram se firmando como Estados modernos, os reis recebiam o apoio da burguesia comercial, que buscava a expansão do comércio para fora das fronteiras do disso, o Estado lhe concedia o monopólio das atividades mercantis e defendia o comércio nacional e colonial da interferência de grupos maisLiberalismo EconômicoAdam SmithCapitalismoQuestões sobre AbsolutismoProtecionismoLiberalismo Bacharelada e Licenciada em História, pela PUC-RJ. Especialista em Relações Internacionais, pelo Unilasalle-RJ. Mestre em História da América Latina e União Europeia pela Universidade de Alcalá, Espanha.

Istilah"sistem dagang" digunakan oleh kritikus terkemuka, Adam Smith, tetapi "merkantilisme" telah digunakan sebelumnya oleh Mirabeau. Sementara banyak negara menerapkan teori ini, satu contoh adalah Perancis, ekonomi negara paling penting di Eropa pada saat itu.Raja Louis XIV mengikuti bimbingan Jean Baptiste Colbert, umumnya pengendalian keuangan (1662-1683).

Daftar isiSejarah MerkantilismePengertian MerkantilismeTeori MerkantilismeTokoh MerkantilismeCiri-ciri MerkantilismeTujuan MerkantilismeDampak MerkantilismePada masa revolusi industri, ketika itu banyak negara yang menguasai wilayah lain untuk mendapatkan sumber daya dan diolah di negaranya karenanya, beberapa negara besar seperti Perancis, Inggris dan Spanyol meningkatkan kualitas industrinya agar mendapatkan kekayaan ekonomi yang semakin itu juga, sistem ekonomi merkantilisme sangat berpengaruh atas terjadinya revolusi apa itu yang dimaksud dengan merkantilisme? Berikut ini merupakan pembahasannyaSejarah MerkantilismeSistem ekonomi merkantilisme muncul pada awal abad ke 16 dan terus berkembang hingga akhir abad ke ini dikarenakan pada masa itu, negara-negara besar seperti Perancis, Spanyol dan Inggris sering melakukan ekspansi ke berbagai negara mereka mengharuskan mereka untuk pergi menjelajah dari satu wilayah ke wilayah lainnya untuk memperkuat ekonomi adalah dengan menambah jumlah daerah jajahan atau disebut juga koloni dengan sistem monopoli dagang dan pembayaran pajak yang mereka jajahan atau koloni tidak diperbolehkan untuk melakukan perdagangan pada negara-negara lainnya, melainkan hanya pada mother country country ialah negara/kerajaan induk dari koloni-koloni mother country menerapkan pajak yang besar, menekan impor dan menyokong perdagangan hal ini, ekonomi negara-negara lain banyak yang melemah dan justru memperkuat negara-negara yang memiliki koloni dan semakin banyak koloni maka akan semakin kuat negara di akhir abad 18 muncul sistem ekonomi baru yang diadopsi dari Inggris dan menghancurkan sistem ekonomi beberapa pengertian merkantilisme antara lainPengertian Secara UmumSecara umum pengertian dari merkantilisme adalah sistem ekonomi yang cenderung mendukung ekspor dan menekan adanya ekonomi ini menerapkan penilaian kemakmuran suatu negara atas dasar aset yang dan modal yang dimiliki dan disimpan oleh negara itu sendiri, serta tingkat perdagangan internasional yang Menurut KBBIPengertian merkantilisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem perekonomian suatu negara dengan caraMengumpulkan dan menambah kekayaan suatu bangsa dengan kebijakan berupa mengumpulkan cadangan emasMendapatkan neraca perdagangan yang baikMeningkatkan pengembangan di bidang industri dan pertanian serta perdagangan MerkantilismeAdapun teori-teori dalam merkantilisme diantaranya adalah sebagai berikutEkspor logam seperti emas dan perak adalah hal terlarang dikarenakan banyak orang yang ekspor merupakan hal yang yang utama dan dengan jalan merugikan negara lain demi meningkatkan kekayaan harus mencapai surplus sebanyak-banyaknya dalam kegiatan ekspor maupun aturan ketat pada koloni meningkatkan monopoli perdagangan agar koloni semakin tunduk terhadap negara pusat dapat melakukan penguatan aturan demi meningkatkan kebijakan ekonomi sumber daya manusia merupakan aset dalam pengelolaan militer dan ekonomi MerkantilismeTokoh-tokoh yang turut andil dalam merkantilisme antara lainJean Bodin 1530-1596Jean Bodin merupakan tokoh merkantilisme asal Perancis yang mengemukakan pendapat bahwa kekayaan dapat bertambah karena adanya perdagangan luar negeri, praktek monopoli dan kehidupan mewah 5 faktor yang mempengaruhi naiknya harga barang menurut Jean Bodin yaituAdanya praktek monopoliMeningkatnya logam emas dan perakTurunnya nilai mata uang logamJumlah barang di dalam negeri langka karena banyak yang dieksporKehidupan mewah para raja dan bangsawanThomas Mun 1571-1641Thomas Mun merupakan tokoh merkantilisme asal berpendapat bahwa kekayaan dapat meningkat jika nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan itu apabila transaksi emas dan perak berkurang, tersebut tidak akan menjadi masalah karena masih bisa dilakukan dengan transaksi pembayaran melalui Colbert 1619-1683 Colbert merupakan tokoh merkantilisme yang berasal dari eranya ketika menjabat sebagai Menteri Utama Ekonomi dan Keuangan, beliau lebih mengedepankan kekayaan untuk negara ketimbang meningkatkan pajak pada negara yang ingin melakukan impor, memperluas wilayah jajahan, dan mempersilahkan imigran luar negeri untuk masuk ke kawasannya sebanyak-banyaknya demi meningkatkan sumber daya William Petty 1623-1687Sir William Petty merupakan pengajar di Universitas Oxford Inggris dan beliau banyak menulis tentang ekonomi berpendapat bahwa situasi yang baik adalah ketika memiliki uang dalam jumlah yang cukup. Jika uang yang dimiliki kurang atau lebih justru akan menimbulkan banyak masalah yang kurang juga berpendapat bahwa semakin meningkat jumlah uang yang beredar di di masyarakat maka bunga modal pun akan turun dan kegiatan usaha dapat berkembang semakin Dudley North 1641-1691Sir Dudley North merupakan tokoh merkantilisme yang berpendapat bahwa logam emas tidak masalah jika harus lari keluar negeri asalkan hal tersebut masih berkaitan dengan juga mengemukakan perdagangan bebas tanpa adanya campur tangan dari pihak pemerintah serta mendukung adanya bunga yang rendah untuk meningkatkan kekayaan MerkantilismeAdapun ciri-ciri dari merkantilisme diantaranya sebagai berikutMenggunakan industri-industri yang ada di dalam negeri guna meningkatkan hasil ekspor. Sehingga hal ini akan berpengaruh pada menambahnya kekayaan di dalam negeri dan menekan pembelian barang-barang impor ke dalam bea cukai atau pajak yang mahal atas barang-barang hasil dari negara lain yang akan masuk ke dalam negeri. Sehingga hal ini akan meningkatkan jalur ekspor yang semakin besar, dan mencegah negara-negara lain ingin melakukan impor bebas ke dalam koloni hanya mengimpor bahan mentah atau bahan baku agar negara induk dapat meningkatkan industrinya dalam melakukan pengolahan bahan baku tersebut dan dapat dijual kembali ke luar ekspansi dengan jalan mencari sebanyak-banyaknya wilayah jajahan. Karena semakin banyaknya wilayah jajahan akan lebih banyak meningkatkan bahan mentah atau bahan baku yang diimpor untuk diolah dan lebih banyak kekayaan keuangan yang akan masuk ke dalam MerkantilismeAdapun tujuan dari sistem ekonomi merkantilisme yaituMeningkatkan kekayaan dan aset ekonomi negara ekspor dan bidang MerkantilismeDampak dari sistem ekonomi merkantilisme antara lain sebagai berikutMenimbulkan kolonialisme yaitu sistem pemerintahan yang menguasai negara lainnya beserta sumber daya yang ada di adanya pasar saham dan perusahaan perdagangan timbulnya perbudakan dan pajak dagang yang sangat mahal sehingga terjadi ketimpangan ekonomi antar peperangan akibat perebutan wilayah perusahaan asuransi demi pengamanan aset-aset berharga. Globalisasiidentik dengan liberalisme yang dianut sistem kapitalisme. Dilihat dalam sejarah pemikiran ekonomi, ada sistem ekonomi merkantilisme yang berkembang tahun 1800an di Eropa. Paham merkantilisme menempatkan emas sebagai sumber kemakmuran dan perdagangan dijalankan untuk mengumpulkan emas tersebut. Untuk menumpuk emas, negara-negara di Abaddelapan belas menonjolkan dua gagasan ekonomi, yaitu fisiokrat dan klasik. Fisiokrat menguasai Prancis, klasik Skotlandia dan Inggris. Fisiokrat mendapat pengaruh penting dari Adam Smith, peletak dasar sistem klasik. Bodin dan Boisguilbert adalah dua figur pemimpin ajaran ekonomi Perancis sebelum adanya fisiokrat. · Habibiehanya menjabat sebagai Presiden selama 18 bulan. Namun, dalam masa sesingkat itu, ada banyak hal yang dilakukan oleh Habibie. Dialah peletak dasar-dasar demokrasi Indonesia. Di bawahnya, tumbuh kebebasan pers, pembebasan tahanan politik, reformasi di tubuh militer dan kepolisian, dan pemberian otonomi kepada daerah.
Tugasutama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan hidup keagamaan, karena sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orangtuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Di dalam UU nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10 ayat (4) dinyatakan bahwa
4 Perancis Peletak dasar merkantilisme di Perancis adalah Raja Louis ke XI. Masa kejayaan merkantilisme di Perancis terjadi di bawah menteri keuangan Jean Colbert padan masa pemerintahan Raja Louis XIV, sehingga merkantilisme di Perancis dikenal dengan sebutan Colbertisme dengan tujuan utama memajukan industri. Isi peraturan Colbertisme adalah:
Sistemekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia. Peletak dasar merkantilisme di Perancis adalah
Kesempatanpertama Napoleon menampakkan kebolehannya adalah di tahun 1793, dalam pertempuran di Toulon (Perancis merebut kembali kota itu dari tangan Inggris), tempat Napoleon bertugas di kesatuan artileri. Pada saat itu dia sudah tidak lagi berpegang pada paham nasionalis Corsicanya, melainkan sudah menganggap diri orang Perancis.
Sisteminilah yang umumnya diterapkan bangsa-bangsa Eropa yang datang di Kepulauan Nusantara, baik Portugis, Spanyol, Inggris maupun Belanda. Sistem ekonomi dan praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Eropa itu tidak dilepaskan dari sistem ekonomi yang berkembang di Eropa yakni sistem ekonomi merkantilisme, sejak abad ke-16.
.